Kholiq Slideshow Slideshow
Jumat, 21 Oktober 2011 | 0 komentar
Halal bi Halal versi NU
Rabu, 05 Oktober 2011 | 0 komentar
Versi yang kedua yakni Halal bi halal menurut versi Nahdlotul Ulama’(NU) menyatakan bahwa halal bi halal merupakan sebuah kegiatan tahunan yang dilaksanakan pada waktu selesai melaksanakan Sholat Idul Fitri. Halal bi halal sudah membumi di kalangan masyarakat Indonesia khususnya kaum Nahdliyin. Halal bi halal muncul atas usulan dari Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah pada tahun + 1955 yang bertepatan dengan pertemuan para kyai di kantor MWC NU Tembelang Jombang. Dalam pertemuan tersebut para kyai menyetujui usulan yang diajukan oleh Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah atau yang biasa disapa dengan sebutan “Mbah Wahab”. Halal bi halal mulai disosialisasikan oleh Presiden Indonesia yang pertama yakni Bapak Soekarno yang bertempat di Istana Negara yang juga dihadiri oleh para Kyai, pejabat, tokoh masyarakat dan sekaligus masyarakat Nahdliyin.
Ketika itu Presiden Soekarno mendapatkan gelar dari para Ulama’ Indonesia sebagai Waliyul Amri Ad-Dharuri Bisy Syaukah yang mempunyai arti pemegang urusan pemerintahan yang punya cukup kewibawaan dipatuhi oleh pejabat dan rakyat.
Asalnya kegiatan halal bi halal ini sudah dilakukan sejak zaman para Waliyullah, tetapi belum dinamakan halal bi halal. Nama halal bi halal mulai di populerkan setelah mendapat usulan dari Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah. Mengapa Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah mengusulkan diadakannya halal bi halal? 1) Karena ada sebagian orang merayakan idul Fitri dengan bersenang-senang secara berlebihan. 2) Karena Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah ingin mengisi Idul Fitri dengan mengunggulkan nilai Islaminya. 3) Karena Halal bi halal mempunyai efek yang positif bagi kerukunan dan keakraban warga masyarakat. Sampai pada tahap halal bi halal telah berfungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat. Dan dengan adanya acara saling memaafkan, maka hubungan antar masyarakat menjadi lebih akrab dan penuh kekeluargaan.(hasil wawancara dari Bapak Drs. H. Fadlullah Malik)
Oleh karena itu, tradisi halal bi halal perlu dilestarikan dan dikembangkan. Lebih-lebih pada akhir-akhir ini di negeri kita sering terjadi konflik sosial yang disebabkan karena pertentangan kepentingan.
Di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang setiap tahun juga mengadakan halal bi halal khususnya di MAN Tambakberas Jombang, tetapi kegiatan salaman dilakukan setiap hari. Halal bi halal di MAN Tambakberas Jombang sudah membudidaya di kalangan siswa dan Guru.