ngaji

http://www.archive.org/flow/flowplayer.commercial-3.2.1.swf www.archive.org

time

Selamat menikmati semoga bermanfaaT bagi saya dan anda

Kunjungan Slank Ziarah Makam Pendiri Organisasi Nahdlatul Ulama di Jombang

Kamis, 22 Maret 2012 | 0 komentar

Grup musik Slank melakukan kunjungan ke pesantren Bahrul Ulum dan Tebuireng. Dalam kunjungannya empat musisi yang didampingi Satro Al Ngatawi dan Bunda Ifet juga berziarah ke makam pendiri NU KH Wahab Hasbullah dan KH Hasyim serta Gus Dur.

Sastro mengatakan kunjungan Slank ke pesantren membawa dua misi untuk kebaikan. “Misi pertama untuk mengajak hidup pada generasi bangsa sehat tanpa narkoba, dan yang kedua adalah menjahit negara Indonesia yang dirobek-robek kelompok tertentu,” ujar Sastro mengawali dialog bersama ratusan santri dan penggemar Slank.

Sementara itu, Kaka mewakili empat rekannya mengatakan kunjungannya ke pesantren juga dalam rangka silaturahim. Dan dikatakannya, sejauh-jauh Slank berjalan akhirnya juga ke Tuhan juga.”Insyaallah kita akan menuju Allah,” ujar Bimbim mewakili temannya.

Diakuinya kunjungannya ke makam Gus Dur di Tebuireng baru pertama kali dilakukannya. Namun kelompoknya mengaku sudah akrab dengan Presiden RI ke 4 tersebut.

“Beliau Gus Dur sangat paham dengan musik, waktu pertama ketemu dulu Gus Dur langsung bicara musik,” ujarnya usai berziarah dimakam Gus Dur dan KH Hasyim Asyari.

Ujian Praktek Bahasa Inggris

Selasa, 06 Maret 2012 | 0 komentar

Recount

One day coincide on January 26, 2012 I and my classmates went on pilgrimages kemakam guardian 5, after school promptly at 13:30 we went straight to the cabin to change clothes, then we'll come back promptly at 14:00. after our friends gathered to the tomb KH Abdul Wahab Chasbullah, buried K.H. Abdul Wahab Chasbullah tawassul we read, addressed to the Auliya ', so that our prayer request may be granted by Allah SWT.
After returning from the tomb we go directly to the Islamic center Tambakberas Jombang MAN Asr prayer while waiting. After Asr prayers we immediately went on pilgrimage to the tomb guardian 5. Sunan Ampel Before heading home we stopped at one of my friends formed friendships to families in order for one of our friends. After we formed friendships, we headed straight to the tomb of Sunan Ampel then proceed to the tomb of Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Drajat, Asmoro Qondi, and the latter the Sunan Bonang.
After a pilgrimage kemakam Sunan Bonang, promptly at 1:30 in the morning we continued our journey home, and the dawn we had reached the mosque to pray Tripe dawn. After dawn prayers we continue the journey again. And finally, at exactly 6:00 am we arrived at our school again. This is where your story my story ....

Ujian Praktek Bahasa Jepang

| 0 komentar

No

Bahasa Indonesia

Bahasa Jepang

Romaji

Hiragana/Katakana

1

Semangka

スイ

2

Strawberry

イチ

3

Apel

リン

4

Pisang

バナ

5

Jeruk

オレン

dst

Musik Tradisional Indonesia

Senin, 05 Maret 2012 | 0 komentar

NKRI adalah sebuah negara yang meliputi ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, dimana dari sekian banyaknya kepulauan beserta masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang berbagai budaya daerah. Seni tradisional yang merupakan jati diri, identitas dan media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.

Hampir seluruh wilayah NKRI mempunyai seni musik tradisional yang khusus dan khas. Dari keunikan tersebut bisa nampak terlihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Seni tradisonal itu sendiri mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi, sehingga dapat dikenali karakter dan ciri khas masyarakat Indonesia, yaitu yang terkenal ramah dan santun.

Untuk lebih mengenal lebih dekat musik tradisional kita dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu :

1. Instrumen Musik Perkusi.

Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah Gamelan, Kendang, Kecapi, Arumba, Talempong, Sampek dan Kolintang, Rebana, Bedung, Jimbe dan lain sebagainya.

a. Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam, gamelan berasal dari daerah Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat disebut dengan Degung dan di Bali disebut Gamelan Bali. Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bonang, peking, gender dan beberapa instrumen lainnya. Disamping itu gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.

b. Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan (kambing). Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan Nias. Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. rebana dapat dijumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.

c. Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerh Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai kecapi adalah siter dari Jawa Tengah.

d. Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daereah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pad awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.

e. Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).

f. Sampek (sampe/sapek) adlah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dipenuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan dari daerah Tapanuli, Jungga dari Sulawesi Selatan.

g. Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa. Alat musik ini mempunyai tangga nada diatonis yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar dibuat dari kayu dan cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.

h. Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur, kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.

2. Instrumen Musik Gesek.

Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan Kalimantan Selatan.

3. Instrumen Musik Tiup.

Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu hampir semua daerah di Indonesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di Sumatera Utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40 – 100 cm dengan garis tengah 2 cm.

Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4 – 6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Papua.

Pengarang Ilmu Nahwu

Kamis, 01 Maret 2012 | 0 komentar

Nama dan kelahiran beliau
Nama aslinya yang paling terkenal adalah Zhalim bin Amr, beliau sering dikenal atau dipanggil dengan Abu Al Aswad Ad Du’ali rahimahullah, ada pula yang mengatakan Ad Dili, Al Allamah, Al Fadhil, Qadhi Bashrah. Beliau rahimahullah dilahirkan pada masa kenabian.

Ucapan Para Ulama tentang Beliau
Ahmad Al Ijli berkata, “Dia tsiqah (terpercaya) dan orang yang pertama kali berbicara tentang ilmu nahwu”.

Al Waqidi berkata, “Dia masuk Islam pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup.”

Orang lain berkata, “Abu Al Aswad Ad Du’ali ikut perang Jamal bersama Ali bin Abu Thalib, dan dia termasuk pembesar kelompok Syi’ah dan orang yang paling sempurna akal serta pendapatnya di antara mereka. Ali radhiallahu ‘anhu telah menyuruhnya meletakkan dasar-dasar ilmu nahwu ketika beliau mendengar kecerdasannya.”

Al Waqidi berkata, “Lalu Abu Al Aswad menunjukkan kepadanya apa yang telah ditulisnya,” Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Alangkah baiknya nahwu yang kamu tulis ini.”

Dan diriwayatkan pula bahwa dari situlah ilmu nahwu disebut ‘nahwu’.
Muhammad bin Salam Al Jumahi berkata, “Abu Al Aswad Ad Du’ali adalah orang yang pertama kali meletakkan bab Fa’il, Maf’ul, Mudhaf, Huruf Rafa’, Nashab, Jar, dan Jazm. Yahya bin Ya’mar lalu belajar tentangnya.”

Al Mubarrad berkata, Al Mazini menceritakan kepadaku, dia berkata, “Sebab yang melatarbelakangi diletakkannya ilmu nahwu adalah karena Bintu Abu Al Aswad (anak perempuan Abu Al Aswad) berkata kepadanya, ‘Maa asyaddu Al Harri (alangkah panasnya)Abu Al Aswad lalu berkata, Al Hasyba Ar Ramadha’ (awan hitam yang sangat panas)’ anak perempuan Abu Al Aswad berkata, ‘aku takjub karena terlalu panasnya’. Abu Al Aswad berkata, ‘Ataukah orang-orang telah biasa mengucapkannya ?’. lalu Abu Al Aswad mengabarkan hal itu kepada Ali bin Abu Thalib, lalu dia memberikan dasar-dasar nahwu kepadanya dan dia meneruskannya. Dialah pula orang yang pertama kali meletakkan titik pada huruf.”

Al Jahizh berkata, “Abu Al Aswad adalah pemuka dalam tingkat sosial manusia. Dia termasuk kalangan ahli fiqih, penyair, ahli hadits, orang mulia, kesatria berkuda, pemimpin, orang cerdas, ahli nahwu, orang syiah, sekaligus orang bakhil. Dia botak bagian depan kepalanya.”

Wafatnya
Abu Al Aswad meninggal karena wabah ganas yang terjadi pada tahun 69 Hijriyah dalam usia 85 tahun.

Sumber : Ringkasan Syiar A’lam An-Nubala’, karya Imam Adz-Dzahabi. Cet, Pustaka Azzam. Hal : 742-743

PAPER

Kamis, 19 Januari 2012 | 0 komentar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam suatu Madrasah pastilah terdapat sarana dan program-program yang dapat menunjang berjalannya kegiatan siswa dan siswi. Diantaranya program yang berjalan di MAN Tambakberas Jombang yakni kegiatan S3. Kepanjangan dari S3 adalah Salam, Salaman, Sholat. Kegiatan S3 ini banyak yang berantusias didalamnya yakni para Guru dan Siswa. Kegiatan S3 yang diadakan di MAN Tambakberas Jombang ini berjalan dengan istiqomah setiap hari.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka saya merasa untuk membuat sebuah karya tulis yang berjudul “KEGIATAN S3 (Salam, Salaman, Sholat) DI MAN TAMBAKBERAS JOMBANG” agar dapat bermanfaat bagi guru dan murid.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan ini terdapat masalah-masalah yang perlu dikemukakan antara lain:

a. Bagaimana sejarah berdirinya kegiatan S3 di MAN Tambakberas Jombang?

b. Apa pengertian kegiatan S3 itu ?

c. Apa Manfaat S3 bagi para siswa dan Guru di MAN Tambakberas Jombang ?

1.3 Tujuan Penulisan

Suatu penulisan tidaklah berarti apa-apa bila tanpa adanya tujuan yang pasti. Oleh karena itu saya sebagai penulis ingin mengemukakan tujuan penulis, yakni :

a. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya kegiatan S3 di MAN Tambakberas Jombang.

b. Untuk Mengetahui manfaat S3 bagi Siswa dan Guru di MAN Tambakberas Jombang.

1.4 Metode Penulisan

Dalam paper ini menggunakan beberapa metode penulisan, antara lain :

a. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu metode penulisan dengan cara melakukan pencarian dan pengumpulan referensi dari berbagai sumber yang bisa dikaji, yakni buku, internet dan news letter.

b. Teknik Interview

Teknik Interview yaitu pengumpulan data dengan jalan tanya jawab langsung kepada salah satu tokoh dewan Guru yang mengetahui sejarah S3 di MAN Tambakberas Jombang.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika adalah suatu aspek yang penting dalam suatu penulisan sebab dengan adanya sistematika akan membantu penulis juga pembaca dalam menelaah isi dari pada pembahasan itu sendiri. Untuk lebih jelasnya disini penulis membagi beberapa bab dan dijadikan menjadi sub-sub bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II : PEMBAHASAN meliputi Sejarah Berdirinya S3, Salam, Salaman(Halal bi Halal, Sungkem), Sholat (Sholat Dhuha).

BAB III : PENUTUP meliputi Kesimpulan dan Saran.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya S3

Suatu Madrasah pasti mempunyai Visi dan Misi yang berbeda, di Madrasah Aliyah Negeri(MAN) Tambakberas Jombang mempunyai Visi dan Misi yang sangat berbeda dari madrasah-madrasah yang lain. Di dalam Visi dan Misi MAN Tambakberas yakni menjadikan insan yang beriman, bertaqwa, berilmu dan beramal.

Di Madrasah Aliyah Negeri(MAN) Tambakberas Jombang mempunyai sarana dan program-program yang dapat menunjang belajar para siswa dan siswi dengan baik. Salah satu program yang masih berjalan hingga saat ini yakni kegiatan S3. S3 bukanlah tingkat gelar doktoran melainkan Salam, Salaman, Sholat. Kegiatan S3 ini didirikan oleh Bapak Drs. H. Ahsan Sutari, M.Pd pada bulan Juni 2006 yang bertepatan dengan diangkatnya beliau menjadi Kepala Madrasah. Awalnya kegiatan ini bukan dinamakan S3 melainkan kegiatan Sholat Dhuha, tetapi setelah ada usulan dari Bapak Kepala Madrasah maka kegiatan ini mulai diresmikan dengan nama kegiatan S3. Kegiatan ini dapat berjalan hingga saat ini karena adanya saling mendukung antara guru dan murid. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari khususnya pada jam-jam istirahat.

Adapun tujuan didirikannya kegiatan S3 di MAN Tambakberas Jombang yakni :

a. Siswa dibimbing agar menjadi kebiasaan yang baik.

b. Agar dapat menjadi kebutuhan dimasa yang akan datang.

c. Guru dan siswa agar dapat berukhuwah dengan baik.

Didalam kegiatan S3 ini juga banyak manfaat yang diperolehnya, yakni 1) Dapat menjaga ukhuwah islamiyah. 2) Dapat berdo’a kepada Allah SWT setiap hari. 3) Dapat menenangkan dan mententeramkan hati nurani dan lain-lain. (hasil wawancara Bapak Drs. H. AH. SUTARI, M.Pd).

2.1.1 Salam

Sebelum terbitnya fajar Islam, orang-orang Arab biasa menggunakan ungkapan-ungkapan yang lain, seperti Hayakallah yang mempunyai arti Semoga Allah menjagamu tetap hidup, kemudian Islam memperkenalkan ungkapan Assalamualaikum yang artinya semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi mengatakan bahwa Salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti Semoga Allah menjadi Pelindungmu.

Di dalam islam ada beberapa adab dan tata cara dalam mengucapkan salam itu sendiri. Adapun adab salam tersebut yang bersumber dari al-Qur’an dan al Hadits yaitu sebagai berikut :

a. Mengucap salam itu sunah dan menjawab salam itu wajib.

b. Ucapan salam adalah Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh atau Assalamu’alaikum warahmatullah atau Assalamu’alaikum.

c. Hukumnya makhruh jika memulai dengan Alaikassalam.

d. Dianjurkan mengulangi salam sebanyak tiga kali manakala orang yang hadir sangat banyak atau ada keraguan terhadap pendengaran orang yang diucapi salam.

e. Boleh menyampaikan salam dengan isyarat jika ada udzur.

f. Boleh mengucapkan salam kepada orang yang sedang sholat dan dijawab dengan isyarat.

g. Dianjurkan mengucapkan salam ketika masuk rumah dsb.

Salam dalam islam bukan hanya sekedar kata sapaan sebagaimana umumnya kata sapaan lainnya. Namun didalamnya terkandung do’a bagi yang melakukannya. Do’a yang diberkahi dan diridho’i di sisi Allah SWT. Ungkapan islami ini lebih berbobot dibandingkan dengan ungkapan-ungkapan kasih sayang yang digunakan oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini dapat dijelaskan dengan alasan-alasan berikut ini:

a. Salam bukan sekedar ungkapan kasih sayang, tetapi memberikan juga alasan kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk do’a pengharapan agar Selamat dari segala macam duka derita.

b. Salam mengingat kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT.

c. Jika seseorang mengatakan kepada kita “Aku berdo’a semoga kamu sejahtera”. Maka sama saja ia menyatakan dan berjanji bahwa kita aman dari tangan, lisan, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan dan harga diri anda.

Disini mendahului memberi salam dan membalasnya juga termasuk yang diperhitungkan. Maka kita hendaknya menyukai mendahului salam sama halnya kita harus membalas salam demi menyenangkan Allah SWT dan menyuburkan kasih sayang diantara kita semua.

2.1.2 Salaman

Berjabat tangan(salaman) kepada sesama muslim adalah perkara yang terpuji dan disukai dalam islam. Dengan perbuatan ini hati kaum muslimin dapat saling bersatu dan berkasih sayang diantara mereka. Sunah ini sudah lama diamalkan oleh para sahabat Nabi SAW. Ibnu Hajar mengatakan: “ Jabat tangan adalah melekatkan telapak tangan pada telapak tangan yang lain.” Sunnah ini dilakukan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya ketika mereka bertemu dan berpisah. Nabi SAW bersabda:

مَامِنْ مُسْلِمَيْنِ اَنْ يَلْتَقِيَانِ فَيُصَافِحَانِ اِلَّاغُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَبْلَ اَنْ يَتَفَرَّ قَا. ابو داود

Artinya : “Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali akan diampuni keduanya sebelum berpisah.”(HR. Abu Dawud (5212).

a. Namun apa yang terjadi jika perbuatan terpuji ini dilakukan tidak pada tempat yang semestinya? Tidak ada kebaikan yang didapat, bahkan pelanggaran syari’atlah yang terjadi, dan perpecahan, karena ada sebagian jama’ah jika selesai sholat ia langsung menjabati orang. Jika tidak layani maka ia marah, dan jengkel kepada saudaranya yang tak mau jabatan setelah sholat. Adapun keutamaan berjabat tangan, yakni: 1) Terampuninya dosa, 2) Menimbulkan rasa cinta antara orang yang saling bersalaman, 3) Menimbulkan ketenangan jiwa, 4) Menghilangkan kebencian dalam hati, 5) Berjabat tangan merupakan ciri orang-orang yang hatinya lembut.

Ketika penduduk Yaman datang, Nabi SAW bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut daripada kalian.” Anas bin Malik ra berkomentar tentang sifat mereka: “ Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.”(HR. Ahmad )

a. Halal bi Halal

Sejarah asal mula halal bi halal ada beberapa versi. Versi yang pertama yakni: Menurut sebuah sumber yang dekat dengan Keraton Surakarta, bahwa tradisi halal bihalal mula-mula dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Dalam rangka menghemat waktu, tenaga, pikiran,dan biaya, maka setelah sholat Idul Fitri diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak dibalai istana. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.

Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi islam, dengan istilah halal bi halal. Kemudian instansi-instansi pemerintah/swasta juga mengadakan halal bi halal, yang pesertanya meliputi warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama.

Versi yang kedua yakni Halal bi halal menurut versi Nahdlotul Ulama’(NU) menyatakan bahwa halal bi halal merupakan sebuah kegiatan tahunan yang dilaksanakan pada waktu selesai melaksanakan Sholat Idul Fitri. Halal bi halal sudah membumi di kalangan masyarakat Indonesia khususnya kaum Nahdliyin. Halal bi halal muncul atas usulan dari Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah pada tahun + 1955 yang bertepatan dengan pertemuan para kyai di kantor MWC NU Tembelang Jombang. Dalam pertemuan tersebut para kyai menyetujui usulan yang diajukan oleh Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah atau yang biasa disapa dengan sebutan “Mbah Wahab”. Halal bi halal mulai disosialisasikan oleh Presiden Indonesia yang pertama yakni Bapak Soekarno yang bertempat di Istana Negara yang juga dihadiri oleh para Kyai, pejabat, tokoh masyarakat dan sekaligus masyarakat Nahdliyin.

Ketika itu Presiden Soekarno mendapatkan gelar dari para Ulama’ Indonesia sebagai Waliyul Amri Ad-Dharuri Bisy Syaukah yang mempunyai arti pemegang urusan pemerintahan yang punya cukup kewibawaan dipatuhi oleh pejabat dan rakyat.

Asalnya kegiatan halal bi halal ini sudah dilakukan sejak zaman para Waliyullah, tetapi belum dinamakan halal bi halal. Nama halal bi halal mulai di populerkan setelah mendapat usulan dari Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah. Mengapa Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah mengusulkan diadakannya halal bi halal? 1) Karena ada sebagian orang merayakan idul Fitri dengan bersenang-senang secara berlebihan. 2) Karena Romo K.H. Abdul Wahab Chasbullah ingin mengisi Idul Fitri dengan mengunggulkan nilai Islaminya. 3) Karena Halal bi halal mempunyai efek yang positif bagi kerukunan dan keakraban warga masyarakat. Sampai pada tahap halal bi halal telah berfungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat. Dan dengan adanya acara saling memaafkan, maka hubungan antar masyarakat menjadi lebih akrab dan penuh kekeluargaan.(hasil wawancara dari Bapak Drs. H. Fadlullah Malik)

Oleh karena itu, tradisi halal bi halal perlu dilestarikan dan dikembangkan. Lebih-lebih pada akhir-akhir ini di negeri kita sering terjadi konflik sosial yang disebabkan karena pertentangan kepentingan.

Di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang setiap tahun juga mengadakan halal bi halal khususnya di MAN Tambakberas Jombang, tetapi kegiatan salaman dilakukan setiap hari. Halal bi halal di MAN Tambakberas Jombang sudah membudidaya di kalangan siswa dan Guru.

b. Sungkem

Sungkem bukannya simbol kerendahan derajat, melainkan justru menunjukkan perilaku utama. Tujuan sungkem yaitu:

a. Sebagai lambang penghormatan.

b. Sebagai permohonan maaf atau nyuwun ngapuro.

Istilah “ngapuro” tampaknya berasal dari bahasa arab “ghafura”. Para Ulama di Jawa tampaknya ingin benar mewujudkan tujuan puasa Ramadhan. Selain untuk meningkatkan iman dan taqwa, juga mengharapkan agar dosa-dosanya di waktu yang lampau diampuni oleh Allah SWT. Seseorang yang merasa berdosa kepada Allah SWT bias langsung mohon pengampunan kepada-Nya. Tetapi, apakah semua dosanya bisa terhapus jika dia masih bersalah kepada orang lain yang dia belum minta maaf kepada mereka?

Para Ulama mempunyai ide, bahwa di hari lebaran itu antara seorang dengan yang lain perlu saling memaafkan kesalahan masing-masing, yang kemudian dilaksanakan secara kolektif dalam bentuk halal bihalal. Jadi, disebut hari Lebaran, karena puasa telah lebar (selesai), dan dosa-dosanya telah lebur(terhapus). Budaya halal bihalal dan budaya sungkem merupakan perpaduan antara unsur budaya Jawa dan budaya Islam.

2.1.3 Sholat

Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rosulullah SAW yaitu melalui Isro’ Mi’roj, dimana proses ini tidak dapat difahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra’ Mi’roj umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu:

a. Secara terang-terangan menolak kebenarannya.

b. Secara setengah-tengahnya menolak kebenarannya.

c. Secara yakin sekali kebenarannya.

Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi lainnya.

Dalil ayat-ayat al-Qur’an yang mewajibkan sholat antara lain:

واقيمواالصلا ة واتواا لزكاة واركعوا مع الرا كعين ( ا لبقرة :43)

Artinya: “ Dan dirikanlah sholat dan keluarkanlah zakat dan tunduklah/ruku’ bersama-sama orang-orang yang pada rukuk” (Q.S. Al-Baqaroh:43)

واقم الصلاة ان اصلاة تنهى عن الفخشاء والمنكر (العنكبوت :45)

Artinya : “Kerjakanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan yang jahat(keji) dan yang munkar”. (Q.S. Al-‘Ankabut:45)

Perintah Shalat hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil. Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat Sunnah. Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang Shalat Wajib kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Secara etymologi shalat berarti Do’a dan secara terminology/ istilah para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti “beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”. Adapun secara Hakikinya ialah “berhadapan hati(jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya. Dalam pengertian lain shalat adalah salah satu komunikasi atara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’.

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah Syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama Islam, dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia merutuntuhkan agama Islam.

Beberapa pelajaran dan kewajiban shalat yaitu:

a. Shalat merupakan syarat menjadi taqwa.

Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal tingkah laku manusia, orang-orang yang betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya. Salah satu persyaratan orang-orang yang betul-betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat sebagaimana perintah Allah SWT.

b. Shalat merupakan benteng kemaksiatan

Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan maksiat. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusyu’ tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusyu’ berbuat zina, maksiat dan merampok dan sebagainya. Tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusyu’an shalatnya perlu dipertanyakan.

c. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur

Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusyu’. Banyak yang celaka bagi orang-orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka tidak sah(batal).

d. Sholat akan membangun etos kerja

Sebagaimana keterangan-keterangan diatas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang-orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari-hari maupun ditempat mereka bekerja. Apabila mendirikan shalat dengan khusyu’, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas.

a. Sholat Dhuha

Salah satu Sholat Sunnah yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW adalah sholat Dhuha. Shalat Dhuha adalah sholat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari. Waktu paling afdhal adalah saat matahari sedang naik. Orang banyak mengenal Shalat Dhuha sebagai sholat sunnah untuk memohon rizqi dari Allah SWT.

Bacaan surat dalam sholat dhuha pada rakaat pertama ialah Surat Asy-Syams dan pada rakaat kedua Surat Adh-Dhuha. Lafadz niat sholat dhuha ialah sebagai berikut:

اصلي سنة الضحى ركعتين لله تعا لى. الله اكبر

Artinya : “Aku niat sholat dhuha dua rokaat, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.

Shalat Dhuha dilaksanakan dalam minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, dilakukan secara Munfarid (tidak berjama’ah). Adapun tata cara melaksanakan Sholat Dhuha adalah :

a. Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram

b. Membaca do’a iftitah

c. Membaca surat al-Fatihah

d. Membaca satu surat dalam al-Quran.

e. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-Syams dan rakaat kedua surat al-Lail.

f. Ruku’ dan membaca tashbih.

g. I’tidal dan membaca bacaannya.

h. Sujud pertama dan membaca tashbih tiga kali.

i. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya.

j. Sujud kedua dan membaca tashbih tiga kali.

Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat yang kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh.

Adapun do’a dalam Sholat Dhuha, yaitu:

َلّلَهُمََّ اِنَّ الضُّحَا ءَ ضُحَاءُكَ وَالبَهَا ءَ بَهَاءُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَلَّلهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى الْارْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فََقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَا اَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّا لِحِيْن

Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu,keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah Penjagaan-Mu, wahai Tuhanku, apabila rezqi ku berada diatas langit maka turunkanlah, apabila berada didalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambamu yang sholeh”.

Kemudian dilanjutkan membaca Sholawat Burdah 3 kali yang berbunyi:

مَوْ لَا يَ صَلِّ وَ سَلِّمْ دَا ئِمًا أَبَدًا عَلَى حَبِيبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهمِ

هُوَ الْحَبِيبُ الَّذِى تُرْ جَى شَفَا عَتُهُ لِكُلِّ هَوْلٍ مِّنَ الْأَ هْوَالِ مُقْتَحَمِ

يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَا صِدَنَا وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَا سِعَ الْكَرَامِ

Sholawat Burdah merupakan Sholawat yang menjadi identik di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Di MAN Tambakberas juga membaca sholawat ini ketika do’a akan dimulainya Pelajaran dan ketika sesudah mengerjakan Sholat Dhuha.

Siapa saja yang ingin memperoleh pahala dan keutamaannya. Silahkan mengerjakan dan tidaklah berdosa apabila meninggalkannya. Namun Rosulullah senantiasa mengerjakan Sholat Dhuha. Rosulullah SAW adalah teladan utama dalam segala hal. Beliau tidak akan mewasiatkan atau memerintahkan sesuatu sebelum mengerjakannya. Demikian pula dengan Sholat Dhuha.

Menunaikan Sholat Dhuha selain sebagai wujud kepatuhan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya, juga sebagai perwujudan syukur dan taqwa kepada Allah karena Allah SWT Maha Hikmah. Apapun amal ibadah yang disyariatkan akan mengandung banyak keutamaan dan hikmah. Dan diantara keutamaan dan hikmah dari Sholat Dhuha adalah sebagai berikut:

a. Sholat Dhuha adalah Sedekah. Dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh ruas tulang, hendaklah ia mengeluarkan satu sedekah untuk setiap ruas itu.

b. Sholat Dhuha sebagai Investasi Amal Cadangan. Sholat adalah amal yang pertama kali diperhitungkan pada Hari Kiamat. Sholat juga merupakan kunci semua amal kebaikan. Sholat sunnah termasuk Sholat Dhuha merupakan investasi atau amal cadangan yang dapat menyempurnakan Sholat Fardhu(wajib).

c. Dicukupi kebutuhan hidupnya. Orang yang gemar melaksanakan Sholat Dhuha karena Allah SWT, akan diberikan kelapangan rezeki oleh Allah.

d. Sama dengan pahala Haji dan Umroh

e. Diampuni semua dosanya walau sebanyak buih di Laut

f. Dibangunkan oleh Allah SWT Istana di Surga

Demikian beberapa keutamaan dan hikmah dari sholat Dhuha yang diambil dari hadits. Semoga menjadi motivasi bagi kita semua agar lebih memperhatikan sholat Dhuha dan membiasakan sholat Dhuha.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan S3 di MAN Tambakberas Jombang merupakan kegiatan yang sangat mendukung kreatifitas anak didik. Kebiasaan seperti ini selalu dilakukan oleh Nabi SAW dan sahabatnya. Mengucapkan selamat yang baik ketika akan pergi dan bertemu kembali. Berjabat tangan(salaman) juga dilakukan oleh para pejabat, guru, karyawan swasta bahkan juga para tokoh masyarakat. Adapun kesimpulannya adalah S3 didirikan oleh Bapak Drs. H. Ahsan Sutari, M.Pd pada bulan Juni 2006 yang bertepatan dengan diangkatnya beliau menjadi Kepala Madrasah. S3 kepanjangan dari Salam, Salaman, Sholat. Manfaat S3 bagi Siswa dan Guru MAN Tambakberas Jombang adalah dapat menjaga Ukhuwah Islamiyah, dapat menentramkan hati nurani dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Dengan terselesainya penulis paper ini, kami mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik serta hidayah-Nya kepada kami.

Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing yang telah membimbing kami. Saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga paper ini menjadi tongkat untuk langkah-langkah selanjutnya. Tetapi kami yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan paper ini. Apa mau di kata manusia hanyalah “berusaha dan berdo’a”, segalanya hanya Allah-lah yang menemukannya.

Semoga paper ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.

 
© Copyright 2010-2011 Panggunk All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.